![]() |
Ida Bagus Yoga Adi Putra, SH, MKn
|
REDAKSIBALI.COM - Pernikahan merupakan prosesi yang sakral di Bali. Dibutuhkan kesiapan yang matang baik sekala maupun niskala. Tidak jarang juga prosesi tersebut memerlukan biaya yang tidak sedikit. Namun beberapa tahun belakangan ini justru muncul tren yang cukup memprihatinkan, dimana angka perceraian di Bali terus saja meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan pemberitaan media setidaknya terjadi dua perceraian setiap hari di Denpasar.
Sesungguhnya,
betapa seriuskah akibat-akibat dari keruntuhan keluarga? Apa yang menyebabkan
hancurnya kehidupan keluarga? Apa yang dapat dilakukan dalam hal ini? Mencari jawaban persoalan ini, redaksibali.com mengorek pemikiran Ida Bagus Yoga Adi Putra, tokoh pemuda Desa
Sanur Kaja, Denpasar Selatan
“Seorang
peneliti memperingatkan, kita kini
membesarkan generasi anak-anak dari rumah tangga yang terpecah belah dan
menciptakan suatu bom waktu ke masyarakat”
kata Ida Bagus Yoga Adi Putra memulai pembicaraan
“Kini banyak keluarga terpecah belah. Mungkin belum
pernah sebegitu banyak kesulitan rumah tangga di masa yang sudah-sudah.
Hancurnya keluarga, inti masyarakat, dapat dibandingkan kegagalan fungsi suatu
sel, bagian dasar yang membentuk tubuh manusia. Apabila cukup banyak sel
menjadi sakit, rusak, seluruh tubuh sangat terpengaruh. Demikian pula
kehancuran dari banyak keluarga dapat menimbulkan hancurnya seluruh
peradaban” ungkap pemuda 26 tahun yang sudah menyandang gelar Sarjana Hukum dan
Magister Kenotariatan dari UNUD ini.
Lebih
lanjut tokoh muda yang setahun pernah mengikuti kursus di Phoenix Academy,
Perth, Australia ini menyampaikan
“Penelitian juga menggambarkan runtuhnya keluarga menjadi sebab utama
dari kekerasan di sekolah, epidemi bunuh diri, pelacuran anak. pemakaian
narkoba , kekerasan dalam rumah, orang-orang tua tidak diinginkan lagi,
merajalelanya penyakit kelamin, munculnya pecandu alkohol, dan kehamilan anak-anak gadis”
“Dalam pengamatan saya, banyak
faktor yang melatarbelakangi timbulnya perceraian di Bali mulai dari masalah
ekonomi, kemudian ketidakcocokan, perselingkuhan sampai kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT). Selain itu makin meningkatnya kesadaran gender kaum wanita yang
pada umumnya menjadi korban dalam kasus KDRT, berimbas pada makin beraninya
pihak wanita (istri) mengajukan gugatan cerai” terang pemuda yang dipanggil Gus Yoga lebih lanjut
Ditanya, apa yang dapat dilakukan dalam hal ini? Ida
Bagus Yoga Adi Putra yang kini
dipercaya Partai Gerindra sebagai
Calon DPRD Kota Denpasar bernomor urut 2 dari
daerah pemilihan Denpasar Selatan
menguraikan “ Keluarga merupakan unit
masyarakat yang terkecil yang memiliki kedudukan yang sangat strategis, merupakan
embrio dalam pembangunan bangsa. Dalam keluargalah dapat dilahirkan manusia
visioner yang memiliki pandangan jauh kedepan, serta memiliki pemikiran untuk
memajukan dan menyejahterakan kehidupan masyarakat."
"Pembangunan karakter tidak
dapat terlepas dari keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar . Keluarga
merupakan hal yang terpenting, karena keluarga ibarat akar yang menentukan akan
menjadi apa dan bagaimana seorang individu tersebut. Bila keluarga menjalankan fungsinya dengan
baik, maka individu-individu yang dilahirkan akan mempunyai moral dan karakter
yang baik sehingga dapat membentuk sumber daya manusia yang berkualitas” ujar pemuda yang mulai merintis usaha kuliner di pantai Matahari Terbit ini lebih lanjut
Ida
Bagus Yoga Adi Putra, Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Bali ini melanjutkan
“Setiap pasangan suami istri tentu mendambakan rumah tangga yang damai,
tenteram dan bahagia. Akan tetapi untuk
mencapai dambaan itu tidaklah mudah
karena dalam sebuah keluarga tidak selamanya merasakan kebahagiaan tetapi juga terkadang
menghadapi banyak cobaan dan rintangan.
Maka, di sinilah pentingnya mempersiapkan mental sebelum dan sesudah menikah agar mampu menghadapi segala cobaan yang
terjadi dalam keluarga”
“Realita
sekarang banyak di antara calon pasangan suami istri yang sudah matang dari segi fisik akan tetapi
belum siap dari segi mental. Maksudnya,
calon pasangan suami istri tersebut belum mampu untuk menjalani kehidupan rumah tangga, hal itu disebabkan
karena kurangnya ilmu tentang
pernikahan, dan juga belum mengetahui bagaimana cara membangun
keluarga harmonis, sejahtera dan
bahagia.” ujar Gus Yoga
Lebih
mendalam Gus Yoga yang sejak duduk di
bangku SMP hingga kini
gemar berorganisasi ini memaparkan
“banyak di antara calon pasangan yang siap menikah bahkan yang sudah menikah namun belum mengetahui bagaimana membangun rumah
tangga , bagaimana mengasuh dan merawat
anak, bagaimana membangun subsistem sosial keluarga seperti subsistem suami-istri, subsitem
orang tua-anak dan subsitem kakak-adik. Bagaimana menghadapi konflik dalam rumah
tangga. Apa konsekwensi kewajiban adat
yang dipikul karena pernikahan dan lain
sebagainya. Sehingga banyak pasangan
suami istri yang bercerai atau berpisah hanya karena permasalahan ringan dalam rumah tangga. Hal
itu dilatarbelakangi oleh kurangnya
kesiapan dan pengetahuan berumah tangga.”
“Oleh
sebab itu, dalam upaya meningkatkan kesiapan mental agar tercapai tujuan berkeluarga, penting ada lembaga publik yang benar-benar optimal bisa menguatkan keluarga. Lembaga yang memberikan pelayanan konseling pranikah dan pasca nikah. Konseling berisi materi atau ilmu pengetahuan mengenai pernikahan
sehingga baik calon pasangan suami istri atau pun yang sudah menikah siap untuk membangun keluarga”
pungkas Ida Bagus Yoga Adi Putra memberi
solusi (GR)
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar yang tidak sesuai dan Mengandung Unsur Pelanggaran Atas SARA dan Ujaran Kebenciaan akah di hapus tanpa pemberitahuan sebelumnya