REDAKSIBALI.COM – Lawar merupakan salah satu makanan tradisional Bali yang digemari oleh penduduk lokal dan wisatawan.
Ni Putu Eka Trisdayanti dari Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali dalam penelitiannya menyimpulkan lawar terkait erat dengan sosial budaya Bali. Lawar memiliki fungsi religi, alat komunikasi, dan menunjukkan identitas budaya. Selain kandungan gizinya yang baik, masyarakat Bali juga memanfaatkan lawar sebagai sarana promosi.
Trisdayanti mengungkapkan tantangan dalam memajukan lawar adalah keamanan bakteri.. Permasalahan tersebut menjadi tantangan pariwisata dan pangan kesehatan di Bali.. “Perlu adanya strategi untuk meningkatkan keamanan lawar yang aman dikonsumsi. Juga tidak menimbulkan penyakit bawaan makanan untuk masyarakat dan wisatawan.” ungkapnya
Penelitian lain juga menunjukkan kualitas lawar di beberapa tempat di Bali masih kurang baik. Ini karena tidak memenuhi persyaratan jumlah koloni, keberadaan E.coli, serta ditemukannya potensi E.coli patogen. Higiene penjual lawar yang tidak baik mempengaruhi keberadaan E.coli dalam lawar. (GR)
Lowongan Kerja di The Keranjang Bali
Lowongan Kerja staff housekeeping, bartender dan waiteress
Lowongan Kerja Guru PJOK
Lowongan Kerja Karyawan Laundry
WHO Luncurkan Peta Jalan Baru Kanker Payudara
Kerja Sama Pembangunan SDM antara Pemerintah Jepang dan Mendikbudristek
Kendalikan Dengue, World Mosquito Program dan Kariyasa Adnyana Luncurkan Metode Wolbachia di Buleleng
AMSI Raih Penghargaan Kolaborasi Covid-19 dari Menkes
WHO Luncurkan Peta Jalan Baru Kanker Payudara
Kerja Sama Pembangunan SDM antara Pemerintah Jepang dan Mendikbudristek
More Stories
Hindari Pemanasan Olahan Daging Babi Berulang-ulang
Unigue Bali Festival 2022, Bangkitkan Kembali Pariwisata
Bersama Cucu Presiden Jokowi Menikmati Pantai Nusa Dua Bali