BeritaPendidikan

GMNI Diharapkan Ambil Peran Cegah Hoaks Pemecah Persatuan

REDAKSIBALI.COM – Mewakili DPD PA GMNI Bali, I Nengah Muliarta mendorong mahasiswa yang tergabung dalam gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) mengambil peran dalam mencegah penyebaran hoaks yang mengarah pada upaya memecah persatuan bangsa. GMNI sebagai organisasi mahasiswa ekstra kampus yang mengedepankan nasionalisme mestinya mampu menjadi leader dalam upaya pencegahan dan penangkalan hoaks yang mengancam persatuan bangsa.

“GMNI yang dipenuhi oleh generasi muda yang intelektual dan memiliki kemampuan dan kecakapan digital sudah sepantasnya menjadi agen dalam mencegah kabar yang menghasut dan berpotensi menimbulkan perpecahan” kata Muliarta yang merupakan mantan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali periode 2014-2017 saat menjadi narasumber dalam Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) GMNI di Denpasar pada Sabtu (12/11/2022).

Muliarta yang juga ketua Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Bali mengingatkan potensi hoaks yang memicu perpecahan sering sekali muncul menjelang perhelatan pemilihan kepala daerah, pemilihan presiden dan pemilihan umum. Kabar yang disebar tersebut memiliki potensi yang tinggi menimbulkan pertikaian dan perpecahan ditengah masyarakat. Hoaks yang muncul tidak jarang juga sengaja dihembuskan untuk menimbulkan konflik antar agama, apalagi isu agama termasuk sensitive di masyarakat.

“Sebagai generasi nasionalis, menjadi tugas GMNI membangun literasi untuk membangun semangat persatuan melalui konten-konten positif dengan memanfaatkan media sosial yang ada. Termasuk melakukan literasi digital dalam bentuk sosialisasi ke tengah masyarakat” ujar mantan wartawan VOA ini.

Menurut pria kelahiran Klungkung ini, organisasi mahasiswa melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat melakukan pendidikan, sosialisasi, dan literasi ke sekolah hingga organisasi karang taruna. Pendekatan yang dilakukan oleh mahasiswa tentunya akan lebih mudah diterima oleh masyarakat. Apalagi mahasiswa saat ini memiliki kecakapan digital yang lebih baik.

Organisasi mahasiswa, seperti GMNI juga dapat berkolaborasi dengan relawan anti hoaks lainnya dalam melakukan literasi digital. “AMSI Bali sebagai organisasi media online juga siap untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk bersama-sama melawan hoaks” tegas Muliarta.

Ia berharap mahasiswa tidak ikut terjebak dalam menyebarkan konten negatif. Mahasiswa sebagai kaum intelektual justru diharapkan dapat menjadi contoh dalam mencegah penyebaran hoaks dan mengajarkan kepada masyarakat cara melakukan verifikasi informasi (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *